top of page
Search

JAGA PAKAN ALAMI AGAR WALET LESTARI



Serangga di pohon adalah sumber nutrisi walet
Lingkungan yang terjaga menjamin ketersediaan pakan alami walet.

Pakan alami berkaitan erat dengan populasi dan produksi sarang walet di suatu wilayah


Bisnis walet adalah salah satu bisnis ternak yang memerlukan pakan agar bisa tumbuh dan berkembang biak. Pada umumnya bisnis ternak menggunakan 60%--80% dari biaya produksinya hanya untuk pakan. Bisnis walet agak berbeda, pemilik gedung walet kebanyakan tidak menganggarkan biaya untuk pakan. Mereka mengandalkan pakan alami di sekitar lingkungan gedung walet.


Menurut pakar walet di Inggris, Gathorne-Hardy, Earl of Cranbrook ke-5, walet termasuk burung pemilih. Ia hanya mengkonsumsi serangga tertentu. Lazimnya serangga itu berasal dari keluarga Arthropoda (hewan kaki berbuku). Walet jenis Collocalia esculenta cyanoptila atau biasa di sebut walet sapi, misalnya, menyukai Chalicidoide (keluarga tawon), Brachycera (keluarga lalat), Formicoidea (keluarga semut), Homoptera (keluarga kepik), Coleoptera (keluarga kumbang), dan Nematocera (keluarga nyamuk).


Walet biasanya mulai mencari makan di alam pada pagi dan kembali ke rumah ketika sore. Pada musim hujan, walet tidak perlu jauh mencari pakan karena jumlah pakan yang melimpah. Sehingga bobot sarang yang dihasilkan maksimal, yakni 5—10 gram per sarang. Jumlah itu 50—80% dari bobot tubuhnya.

Pakan


Kini banyak produsen yang sudah coba membuat pakan walet buatan. Namun, belum bisa menggantikan pakan alami sebagai pakan utama. Menurut praktikus walet di Jakarta, Dr Boedi Mranata, pakan alami adalah pakan terbaik untuk walet. Karena itu ketersediaannya perlu dijaga dengan melestarikan lingkungan. Salah satu caranya dengan menanam aneka jenis pohon di sekitar rumah walet. Menurut Boedi, bisnis walet adalah bisnis yang ramah lingkungan. Karena mengharuskan pemilik rumah walet menjaga lingkungan demi terjaganya pakan alami walet.


Boedi menambahkan, demi menjaga keberlanjutan produksi sarang walet di suatu wilayah perlu pembatasan jumlah rumah walet. Pembatasan rumah walet berkaitan dengan populasi walet. Populasi walet di suatu wilayah bisa ambruk jika terlalu banyak rumah walet. Ambruk bukan berarti hilang total. Namun, produksi stagnan dan jumlahnya sedikit. Itu karena ketersediaan pakan alami terbatas.


Menurut peneliti dari Badan Karantina Pertanian, Dr Helmi, semakin banyak dan semakin beragam populasi pohon di sekitar gedung walet bisa meningkatkan kualitas sarang. Salah satu indikator kualitas sarang yang baik adalah tingginya kandungan asam sialat. Pemilik rumah walet di Manggar, Bangka Belitung, Willy, menyarankan menanam aneka pohon di sekitar gedung walet. Fungsinya sebagai habitat serangga untuk pakan walet. Saat musim hujan serangga seperti laron santapan empuk walet.

Perangkat


Kunci keberlangsungan bisnis walet adalah menjaga lingkungan yang menjadi habitat serangga pakan alami walet. Salah satunya dengan menanam aneka pohon di sekitar rumah walet. Habitat yang baik, menjamin ketersediaan pakan sehingga walet tidak perlu jauh mencarinya. Pakan yang tersedia akan menjaga populasi walet. Jika populasi walet terjaga barulah menggunakan suara agar si liur emas mau bersarang di gedung walet.


Setiap rumah walet saat ini menggunakan bunyi-bunyian untuk mengundang walet. Menurut Gathorne-Hardy, sejatinya walet hidup berkoloni. Mereka tertarik masuk saat mendengar suara teman-temannya di dalam rumah. Berdasarkan penelitian Sonografi pada 1958, setiap 2 detik walet jenis A. maximus mengeluarkan suara berkekuatan 5—20 Khz.


Audax, sebagai salah satu produsen peralatan sarang walet sejak 1986, sudah berpengalaman terutama sebagai produsen perangkat suara atau tweeter penarik walet. Karena itu, Audax sangat layak menjadi pilihan utama bagi pemilik gedung walet untuk menarik si liur emas. Salah satu ciri tweeter walet yang baik yakni menghasilkan suara stabil dan semirip mungkin dengan suara walet asli. Selamat berbisnis!

549 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page