top of page
Search

SARANG WALET VERSUS VIRUS

Khasiat sarang walet potensial sebagai pangan antiviral saat pandemi korona atau covid-19


Wabah virus korona atau covid-19 tengah menjangkit dunia. Badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), World Health Organization (WHO), telah menyatakan virus yang pertamakali menyebar dari Kota Wuhan, Tiongkok itu sebagai pandemi. Artinya penyebaran dan penularannya cepat dan masif.


Hingga tanggal 27 Oktober 2020, situs worldmeters.info menyebutkan total kasus covid-19 di seluruh dunia mencapai 43,7 juta kasus, meninggal sebanyak 1,1 juta orang, dan sekitar 32,1 juta kasus sembuh. Amerika Serikat menjadi peringkat pertama dengan total 8,9 juta kasus, 231 ribu meninggal, dan 5,8 juta kasus sembuh. Adapun Indonesia peringkat ke-19 terbanyak dengan 392 ribu kasus, 13 ribu meninggal dan 317 ribu kasus sembuh.


Antiviral


Menurut dokter di Rumah Sakit Hortus Medicus, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, dr., Danang Ardiyanto, obat untuk virus berupa vaksin spesifik dengan jenis virus. Sayangnya, meskipun sudah ditemukan vaksin khusus untuk covid-19, masih belum bisa diproduksi masal karena masih memerlukan serangkaian uji coba. Cara lain bersifat pencegahan dengan memperkuat sistem imun. Caranya dengan mengonsumsi pangan sehat dan herba yang bisa memperkuat sistem imun seperti seperti temulawak, kunyit, dan meniran.


Pangan bergizi lain yang potensial dan memiliki sifat antiviral adalah sarang burung walet. Dalam penelitian disertasi di Institut Pertanian Bogor, Dr. drh. Helmi M.Si., membuktikan, sarang burung walet bersifat antiflu burung. Sifat antiflu burung itu karena asam sialat yang terkandung pada sarang burung walet. Asam sialat bersifat antiviral pada virus Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) H5N1.


Covid-19 atau sohor sebagai virus korona memiliki kekebrabatan dekat dengan virus lainnya yang berbentuk mahkota. Antara lain, SARS, flu burung (H5N1), dan flu spanyol (H1N1) yang sohor pada satu abad silam (1918—1920) karena menelan korban hingga 40.000 jiwa. Helmi meneliti kandungan asam sialat pada sarang burung walet asal rumah walet dari Pulau Kalimantan dan Pulai Jawa. Kemudian ia mengukur kemampuannya menghambat infeksi HPAI H5N1.



Sarang Walet
Sarang Walet bisa membantu menjaga daya tahan tubuh



Asam Sialat


Hasil pengujian menunjukkan, kandungan asam sialat pada sarang burung walet di Pulau Kalimantan lebih tinggi dibandingkan sarang burung walet di Pulau Jawa. Yaitu rata-rata 11,35% dan 10.85% dari bobot sarang. Lokasi rumah walet menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kandungan asam sialat pada sarang burung.


Selanjutnya, Helmi melakukan uji in vitro ekstrak sarang burung walet pada kultur sel unggas. Hasilnya, ekstrak sarang burung walet menghambat penggumpalan sel darah merah unggas yang disebabkan oleh virus AI H5N1. Hal ini terjadi mulai pada konsentrasi 12 mikrogram per milliliter. Ekstrak sarang burung walet dapat menetralkan infeksi virus AI H5N1 hingga hari ke-3 dan menurunkan kadar virus setelah perlakuan.


Menurut Helmi, ekstrak sarang burung walet bekerja dengan menghambat pelekatan virus ke reseptor di permukaan sel inang. Sarang burung walet terbukti aman dan dapat digunakan sebagai alternatif dalam pencegahan infeksi HPAI H5N1.

Bukti sahih itu cukup menguatkan sarang walet sebagai pilihan pangan sehat yang bersifat antiviral. Setahun belakangan salah satu kedai kopi di Kota Palu, Sulawesi Tengah mengolah minuman berbahan dasar walet. Perpaduan sarang burung walet, kayu manis dan kopi dipercaya secara empiris dapat menigkatkan stamina.


Indonesia boleh berbangga menjadi produsen sarang burung walet terbesar di dunia. Pasalnya, Indonesia mengekspor 1.100 ton sarang walet ke berbagai penjuru dunia. Tentu juga terdepan urusan teknologi budidaya sarang walet. Seperti Audax sebagai produsen alat penunjang gedung walet nomor 1, selalu setia menemani pembudidaya walet sejak 1986. Memastikan hasil panen sarang walet di gedung anda membubung.

480 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page